JUBAH YANG TERTINGGAL

Baca: Markus 10:46-52


Bacaan tahunan: Kisah Para Rasul 23-25

Ketika menyadari ada barang tertinggal, kita tentu merasa sebal. "Mengapa aku sampai bisa meninggalkannya?" Sebenarnya, meninggalkan sesuatu tidak selalu berkonotasi buruk. Meninggalkan dosa, karakter atau kebiasaan buruk, malah dapat disebut sebagai hal baik.

Mengetahui Yesus lewat di dekatnya, Bartimeus, si pengemis buta tidak henti-hentinya berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" (ay. 47-48). Menariknya, sewaktu Yesus memanggilnya, Bartimeus menanggalkan jubahnya, segera berdiri, dan pergi mendapatkan Yesus (ay. 50). Menanggalkan jubah berarti melepas dan meninggalkannya. Karena Bartimeus pengemis, bisa jadi jubah itu satu-satunya harta berharganya. Rupanya perjumpaan dengan Yesus mengubah fokus pikirannya. Dari yang semula hanya tahu mengumpulkan sedekah, ia kini menyadari bahwa Pribadi yang memanggilnya adalah harta sesungguhnya! Ketika Bartimeus sudah disembuhkan, tidak tercatat ia mengambil kembali jubahnya. Sebaliknya, ia lalu mengikuti Yesus dalam perjalanannya (ay. 52). Jubah yang tertinggal tersebut menjadi saksi bisu bahwa di sanalah ia bertemu Pribadi yang mengubah hidup dan masa depannya.

Banyak orang berpikiran buruk dengan mengatakan: "Jika aku mengikut Yesus, aku harus meninggalkan banyak hal!" Jangan salah! Mengikut Yesus bukan berarti kita akan kehilangan hal-hal baik di hidup ini. Yesus justru adalah sumber dari segalanya! Ingat, setiap orang yang mengalami perjumpaan dengan Yesus tidak akan keberatan meninggalkan apa pun di dunia ini! --LIN/www.renunganharian.net


YESUS MENGUNDANG KITA UNTUK MENINGGALKAN DOSA DAN MENERIMA ANUGERAH-NYA.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media