PENDOBRAK PENJARA NASIB

Baca: 1 Tawarikh 4:9-10


Bacaan tahunan: Kejadian 1-3

Tujuh puluh tahun bangsa Yehuda dibuang ke negeri Babel. Satu generasi lewat, terbit generasi baru. Tiba saatnya Raja Koresh mengijinkan mereka untuk kembali ke Yerusalem demi membangun suatu kehidupan yang baru. Bayangkanlah generasi muda yang harus memulai era baru ini. Tak punya apa-apa. Harga diri pun tidak. Tersisa hanya Yerusalem yang hancur luluh. Warisan mereka hanyalah kekalahan dan penjajahan yang memalukan serta rasa sakit. Sepertinya mereka dilahirkan sebagai "generasi sakit". Begitulah situasinya.

Kitab Tawarikh sengaja ditulis untuk menyapa generasi terluka ini. Untuk menyemangati dan membangkitkan kebanggaan Yehuda sebagai umat Tuhan. Caranya? Mulai dengan Tuhan! Kisah Yabes adalah contoh sekaligus sumber inspirasi. Rupanya ia lahir tak normal. Ibunya melahirkannya dengan kesakitan. Namanya pun berarti "penyebab rasa sakit". Sepertinya kesakitan terwaris untuknya. Tetapi ternyata hidupnya mulia melebihi saudara-saudaranya (ay. 9). Ia menjadi si pendobrak penjara nasib. Mengapa? Karena ia mulai dengan Tuhan. Doanya dahsyat. Seruannya kepada Allah dikabulkan (ay. 10).

"Apabila kau telah kehilangan segalanya dan hanya tersisa Tuhan; maka kau punya lebih dari cukup untuk memulai sesuatu yang baru, " demikian bunyi sebuah nasihat. Indah, bukan? Sedang terpurukkah kita? Dirundung sedih dan malu? Sakit tak berdaya? Harta sirna, kawan pun pergi? O, jangan biarkan keputusasaan menelan kita! Masih ada Satu Pribadi yang tak mungkin pergi dari kita: Allah! Dan itu cukup! Mulailah dengan Tuhan. Berharaplah pada-Nya. Masa depan baru tak akan tertutup bagi kita. --PAD/www.renunganharian.net


BISA SAJA MASA LALU MEWARISKAN KEBURUKAN DAN KESAKITAN PADA KITA, TETAPI MASA DEPAN DITENTUKAN OLEH KEPERCAYAAN KITA KEPADA TUHAN.


Recent Comments

Navigation

Change Language

Social Media